Selasa, 18 November 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa



A.    Pengertian Bahasa
            Bahasa merupakan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosioanal dan sosial. Dengan perkembangan bahasa, anak akan lebih mengerti orang lain dan lebih mudah dimengerti oleh orang lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan sikap sosialnya. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya.
            Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungannya dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekpresikan makna.
B.     Perkebangan Bahasa
Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Komunikasi berarti pertukaran ikiran dan perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka anak harus menggunakan bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak berkomunikasi. Sebaliknya, anak pun harus memahami bahasa yang digunakan orang lain.
 Oleh karena itu diperlukan kemampuan berbahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan, diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Berbicara juga berkenaan dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau dibicarakan.
Apabila anak tidak dapat menggunakan bahasa dengan baik dan jelas, maka ia akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikir dan dirasakannya. Demikian juga, apabila pikiran anak kacau, maka bahasa yang digunakan juga kacau. Belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara lisan, tulisan, maupun isyarat merupakan suatu proses yang panjang dan rumit,. Kegiatan belajar bahasa ini akan efektif apabila anak siap atau matang untuk belajar bahasa.
1.      Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa anak sebagai alat atau media komunikasi telah dimulai sejak bayi. Bentuk bahasa atau prabicara yang paling sederhana dan digunakan pada masa bayi,yaitu dengan ”menangis” untuk mengungkapkan perasaan dirinya kepada oarang lain, kemudian berkembang dalam bentuk ”celoteh atau ocehan” dengan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas. Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara.
 Apabila anak sudah siap atau matang untuk belajar berbicara, maka sebaiknya tidak lagi menggunakan bentuk komunikasi prabicara karena akan mmenghambat perkembangan belajar berbahasa pada anak, sekaligus merugikan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek motorik bicara (koordinasi otot bicara) dan aspek mental bicara (kemampuan berpikir) anak sudah mulai berfungsi dengan baik.
Berbicara atau kegiatan berbahasa lainnya merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Pola belajar bicara dan berbahasa untuk semua anak pada umumnya sama, meskipun laju perkembangannya berbeda. Pola perkembangan bicara hampir sejalan dengan perkembangan motorik. Sekitar usia satu tahun, biasanya anak mulai belajar berjalan sekaligus belajar bicara. Tugas pertama belajar bahasa adalah mengucapkan kata yang didengar dengan cara meniru pengucapan kata orang-orang di sekitarnya.
 Pada saat anak mulai masuk sekolah, di mana hasrat untuk belajar dan ingin tahu besar, merupakan masa yang paling baik untuk belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang dilihat dan ditemui dalam kehidupan sehari-harinya. Anak mulai membangun kosa kata atau menambah perbendaharaan kata-katanya. Kosa kata anak biasanya kata-kata yang merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai atau pengganti dari apa saja yang dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mengenai warna, waktu, uang, dan kata populer yang digunakan kelompok anak atau teman sebaya.
 Selanjutnya perkembangan bahasa dengan pembentukan kalimat, dimulai dari kalimat sederhana yang belum lengkap menjadi kalimat yang semakin lengkap.Semakin awal anak dapat bicara, maka semakin banyak waktu berlatih yang mereka peroleh untuk berlatih bicara, dan semakin besar pula kemudahan mereka berbicara dan meningkatkan rasa percaya dirinya. Anak yang terlambat bicara,biasanya juga mengalami hambatan dalam penyesuaian diri dan sosialnya.
 Ketika anak mulai dapat berbicara, mereka hampir berbicara tidak putus-putusnya. Anak bukan hanya berbicara dengan orang lain, kadang mereka bicara dengan dirinya sendiri atau berbicara dengan boneka atau alat permainannya.Seiring dengan pertambahan usia anak, kemampuan berbicara atau berbahasanya semakin baik. Anak membicarakan banyak hal berkenaan dengan kegiatan bermain, belajar, dan kegiatan lain yang disenanginya.
 Isi pembicaraan anak pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu:
Ø  Pertama, kegiatan berbicara yang berpusat pada diri sendiri (egosentik), meskipun anak itu sedang berada dalam kelompok. Anak tipe ini lebih banyak berbicara bagi kesenangan dan yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia cenderung mendominasi pembicaraan dan kurang berminat dan sulit mendengarkan dan menerima pendapat orang lain.
Ø   Kedua, kegiatan berbicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi). Anaktipe ini cenderung menyesuaikan isi dan cara berbicaranya dengan orang yang sedang berinteraksi dengannya. Anak mampu berkomunikasi dan melibatkan diri dengan kegiatan sosial sehingga menjadi anak yang disenangi.
Owen (Semiawan, 1998) menjelaskan perkembangan bahasa (pragmatik dan semantik) anak pada usia sekolah dasar. Menurutnya, anak usia 5 tahun sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan, mengulang untuk perbaikan, mulai membicarakan topik-topik gender. Anak usia 6 tahun mengulang dengan cara elaborasi untuk perbaikan, dan menggunakan kata-kata keterangan. Anak usia 7 tahun mengguna-kan dan memahami sebagian istilah dan membuat plot naratif yang mempunyai pengantar dan akhir dari topik yang mau diungkapkan. Anak usia 8 tahun menggunakan topik-topik yang konkret, mengenal makna nonliteral dalam bentuk permintaan langsung, dan mulai mempertimbangkan maskud lainnya. Pada usia 9 tahun, anak memelihara topik melalui beberapa perubahan.Perkembangan bahasa menjadi berkurang (sedikit berbicara) pada anak yang mendekati masa puber dan dewasa. Pada masa puber terjadi perubahan fisik yang sangat cepat dan dihadapkan pada masalah yang dipikirkan orang dewasa.
2.      Perkembangan Bahasa Dalam Pendidikan dan Lingkungan Masyarakat
Bersamaan dengan kehidupan dalam masyarakat luas, anak remaja mengikuti proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan, bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk didalamnya perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar, akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar disekolah.
Masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana serta prasarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karir seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidak mampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.

C.    Faktor dan Kendala dalam Mempelajari Keterampilan Berbahasa
Walaupun pola perkembangan keterampilan berbahasa anak pada umumnya sama, tetapi tetap ada perbedaan individual, terutama dalam laju perkembangan dan frekuensi atau banyaknya bicara, serta isi atau topik pembicaraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1.      Kesehatan: Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat atau sering sakit. Hal ini dikarenakan perkembangan aspek motorik dan aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara. Motivasi berbahasa didorong oleh keinginan untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.
2.       Kecerdasan: Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih cepat dan memiliki penguasaan bahasa yang lebih baik daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah. Belajar bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa mengungkapkan apa yang dipikirkan anak.
3.       Jenis kelamin: Anak perempuan lebih baik dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata, dan tingkat keseringan berbahasa,dari pada anak laki-laki.
4.      Keluarga (jumlah anggota keluarga, urutan kelahiran, dan metode latihanberbicara). Semakin banyak jumlah anggota keluarga, akan semakin sering anak mendengar dan berbicara. Demikian juga, anak pertama lebih baik perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak mempunyai waktu untuk mengajak dan melatih mereka berbicara.
5.      Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya. Semakin kuat keinginan dan dorongan berkomunikasi dengan orang lain, terutama bermain dengan teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara atau berbahasa.
6.      Kepribadian: Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung memiliki kemampuan berbicara atau berbahasa lebih baik daripada anak yang mengalami masalah atau kendala dalam penyesuaian diri dan sosial. Kemampuan berbahasa anak yang memiliki kepribadian dan penyesuaian diri yang baik juga akan lebih baik secara kuantitas (jumlah kata dan keseringan bicara) maupun secara kualitas (ketepatan pengucapan dan isi/topik pembicaraan).

Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa terjadi apabila anak tidak meninggalkan kebiasaan berbicara pada masa anak awal. Akibatnya, anak mengalami keterlambatan berbicara. Pada gilirannya, anak menjadi kurang percaya diri dan merasa tidak mampu, sehingga mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya.
 Demikian juga, tipe anak yang berbicara secara egosentrik dapat mengakibatkan anak menjadi semakin tertutup dan sulit melakukan penyesuaian sosial. Masalah lain berupa ketunawicaraan atau cacat bicara yang terjadi pada anak.Ia tidak dapat atau sulit berbicara, mengucapkan kata dengan benar dan jelas. Ada juga anak yang mengalami kerancuan berbicara seperti penggantian bunyi huruf; bicara tidak jelas karena tidak berfungsinya bibir, lidah dan rahang dengan baik; serta gagap atau berbicara terlalu cepat dan membingungkan, karena otot bicara dengan otak kurang koordinasi mengenai apa yang ingin dibicarakan.
Selain hambatan tersebut, akhir-akhir ini juga muncul masalah sehubungan kedwibahasaan yang dapat membuat anak menjadi bingung, sehingga mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosial dan pembelajaran di sekolah.
Berkenaan dengan perkembangan bahasa anak, orang tua di rumah maupun guru di sekolah perlu memahami pola perkembangan bahasa anak, serta peka terhadap masalah yang mengganggu perkembangan bahasa anak. Dengan cara ini, anak akan sedini mungkin diberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Potensi anak untuk berbahasa memerlukan waktu, kesabaran, dan dukungan dalam proses pembelajaran dan pelatihan berbahasa. Biasakan anak menggunakan bahasa yang baik dan benar. Berikan mereka dorongan agar berani berbicara dan memiliki kebiasaan membaca serta menulis yang baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar